Structualism Psychology
Tokoh psikologi Strukturalisme
adalah Wilhelm Wundt. Yang mulai
berkembang pada abad ke-19 yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai suatu
disiplin ilmu yang mandiri. Menurut Wundt untuk mempelajari gejala-gejala
kejiwaaan kita harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang
digunakan adalah instrospeksi / Elemen mawas diri. Obyek yang dipelajari dalam
psikologi ini adalah Kesadaran.
Mental/elemen-elemen yang kecil
yaitu jiwa, kesadaran, dan penginderaan (penangkapan terhadap rangsang yang
dating dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang
terkecil).Perasaaan sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, tidak terlalu di
pengaruh rangsangan dari luar.
Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titchener. Titchener
merupakan orang Inggris yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman
(Wundt) di Amerika Serikat. Ia adalah murid dari Wundt dan ia menerjemahkan
beberapa buku Wundt dalam bahasa Inggris.
Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener memiliki 3 tujuan :
1. Menggambarkan
komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar,
2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai
elemen-elemen dasar tersebut, dan
3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan
sistem saraf
Kesadaran diatas diartikan sebagai pengalaman langsung. Pengalaman
langsung yaitu pengalaman sebagaimana hal itu dialami. Hal ini berbeda dengan
pengalaman antara. Pengalaman antara yaitu diwarnai oleh isi yang sudah ada
dalam pikiran, seperti asosiasi sebelumnnya dan kondisi emosional serta
motivasional seseorang.
Dengan demikian, pengalaman langsung diasumsikan tidak dipengaruhi
oleh pengalaman antara. Psikologi strukturalisme berupaya mempertahankan
integritas psikologi dengan membedakannya dari fisika.
Functionalism Psychology
Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia
harus dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi
adalah hal yang kompleks yang merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai
maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh sesuatu hal. Fungsionalisme
memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah
adaptasi organisme biologis.
Beberapa ciri fungsionalisme diantaranya adalah menekankan fungsi
dibanding elemen mental, memandang penting kemampuan individu untuk berubah
sesuai tuntutan lingkungannya, serta menerima berbagai metode dalam mempelajari
aktivitas mental manusia.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam psikologi fungsionalisme:
William James
James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan bersamaan John
Dewey mendirikan aliran fungsionalisme. James tergolong orang yang berpikiran
bebas. Yaitu bebas mengeluarkan dan mengembangkan ide atau kritik yang
orisinil. Salah satu ciri jalan pikirannya adalah berusaha sedekat mungkin
dengan kenyataan. Teori emosi
menjelaskan tentang hubungan antara perubahan fisiologis dengan emosi, Emosi
identik dengan perubahan-perubahan peredaran darah, Emosi adalah hasil dari
persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh terhadap
rangsang dari luar dan Membantah pernyataan bahwa emosilah yang menyebabkan
perubahan pada tubuh.
John
Dewey
Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini beliau mengenalkan cara orang Amerika belajar psikologi yaitu melalui cara pragmatisme
Sarjana-sarjana di Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?” tetapi lebih tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?” John Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing (belajar sambil melakukan)
Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan, oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
James Rowland Angell
1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental,
2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran,
3. Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa.
James MC Keen Cattel
Keen Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:
1. Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan.
2. Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan perkembangan dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan “kapasitas individual” kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas, kemampuan individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes / mental test.
Edward Lee Thorndike
Edward Lee pernah bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar. Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia merumuskan beberapa prinsip:
1. The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan, sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang sebelumnya yaitu hubungan stimulus-respon atau responsrespons.
2. The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulangulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian menghilang.
Perbedaan antara struktualisme dan fungsionalisme
No comments:
Post a Comment