Tuesday, 17 June 2014

PERSPECTIVE ON PSYCHOTHERAPY

PERSPECTIVE ON PSYCHOTHERAPY

1. PSYCHOTHERAPY : Pengobatan dengan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku dimana didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis.

2. TUJUAN PSYCHOTHERAPY
         Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
         Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
         Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
         Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
         Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
         Mengembangkan potensi klien.
         Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik


3. 1935 - ALFRED ADLER



Kontribusi : Individual Psychology

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain yang pertama-tama dimotivasi oleh dorongan-dorongan sosial
Perkembangan diri individu sejak masa kanak-kanak akan sangat menentukan cara individu berperan dalam lingkungan sosialnya

Struktur Kepribadian Teori Adler, yaitu :
           Perasaan rendah diri dan kompensasi (Inferiority feeling and compensation)
           Tujuan yang semu (Fictional finalism)
           Berjuang untuk menjadi superior ( Striving for Superiority)
           Minat Sosial (Social Interest)
           Gaya hidup (Style of life)
           Aku yang kreatif (Creative self)

Tujuan utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian,mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial pasien.

4. 1946 - ANNA FREUD



Dua kontribusi penting pada teori kepribadian Anna Freud:
           Pemahaman perkembangan anak
           Defense Mechanism: mekanisme pertahanan diri.

Ada 10 defense mechanism :
1.         Represi
Suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam .Terjadi secara tidak disadarai. Misalnya Bila seseorang bersama-sama dengan saudaranya mengalami sesuatu kecelakaan dan saudaranya kemudian meninggal maka ia merasa “lupa” terhadap kejadian tersebut. Dengan cara hynosis atau suntikan Phenobarbital, pengalaman yang direpresi itu dapat dipanggil (di”recall”) dari alam tak sadar kealam sadar.
2.         Penyangkalan ( Denial )
Berusaha untuk melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan cara melarikan diri dari kenyataan atau kesibukan dengan hal-hal lain. Contoh, mereka tidak mau mengerti bahwa dirinya berpenyakit yang berbahaya, jadinya, tidak mau memikirkan tentang kematian, tidak mau menerima anaknya yang terbelakang dan sebagainya.
3.         Proyeksi
Usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik. Misalnya presentasi olah raga yang kurang baik dengan alasan sedang sakit flu atau tidak naik kelas karena gurunya sentiment. Mekanisme proyeksi ini digunakan oleh pasien yang menyebabkan gejala waham atau pasien paranoid.
4.         Sublimasi
Dorongan kehendak atau cita-cita yang yang tak dapat diterima oleh norma-norma di masyarakat lalu disalurkan menjadi bentuk lain yang lebih dapat diterima bahkan ada yang mengagumi. Misalnya  dokter yang agresif disalurkan menjadi dokter ahli bedah, mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.
5.         Reaksi Formasi
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya. Misalnya seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan.
6.         Pengelakan atau salah pindah (Displacement)
Terjadi apabila kebencian terhadap seseorang dicurahkan atau “dielakkan” kepada orang atau obyek lain yang kurang membahayakan. Seseorang yang dimarahi oleh atasannya  dielakkan atau dicurahkan kepada istri, anaknya atau pembantunya. Kritik yang distruktif dan desus-desus (gossip) sebagai pembalas dendam merupakan cara yang terselubung dalam menyatakan perasaan permusuhan.
7.         Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan dapat disetujui oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Contohnya membatalkan pertandingan olah raga dengan alasan sakit dan akan ada ujian, padahal iya takut kalah. Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
8.         Konversi
Konversi merupakan proses psikologi dengan menggunakan mekanisme represi, identifikasi, penyangkalan, pengelakan dan simbolis. Suatu konflik yang berakibat penderitaan afek akan dikonversikan menjadi terhambatannya fungsi motorik atau sensorik dalam upayanya menetralisasikan pelepasan afek. Dengan paralisis atau dengan gangguan sensorik, maka konflik dielakkan dan afek ditekan. Hambatan fungsi merupakan symbol dari keinginan yang ditekan. Seringkali konversi memiliki gejala atas dasar identifikasi.
9.         Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya untuk menambah rasa percaya diri dengan menyamakan diri dengan orang lain atau institusi yang mempunyai nama. Misalnya seseorang yang meniru gaya orang yang terkenal atau mengidentifikasikan dirinya dengan jawatannya atau daerahnya yang maju.
10.       Regresi
Regresi merupakan upaya untuk mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah dengan respons yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang. Contohnya ; anak yang sudah besar mengompol atau mengisap jarinya atau marah-marah seperti anak kecil agar keinginannya dipenuhi.

5 1945 - VICTOR FRANKL



Kontribusi : Logotherapy

Teori dan terapi Viktor Frankl lahir dari pengalamannya selama menjadi tawanan di kamp konsentrasi Nazi. Logoterapi percaya perjuangan untuk menemukan makna hidup seseorang merupakan motivator utama. Logoterapi berusaha membuat pasien menyadari tanggung jawab diri dan memberi kesempatan untuk memilih dengan kebebasan.

3 dasar asumsi yang saling mempengaruhi :
-       Freedom of Will ( Kebebasan Bersikap )
-       Will to Meaning ( Kehendak untuk Hidup Bermakna )
-       Meaning to Life ( Makna Hidup )

6. 1951 - FRITZ PERLS



Kontribusi : Gestalt Psychology 

Terapi Gestalt terintegrasi dari beberapa komponen dalam diri individu, yaitu afeksi, sensori, kognitif, interpersonal, dan perilaku (Corsini & Wedding, 2011).
Masalah yang dimiliki seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh masa lalu tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor, seperti siapa dia, bagaimana ia hidup, pikiran-pikirannya, pertemanannya dan kejanggalan yang ada dalam perilakunya
Tujuan dari Terapi Gestalt adalah untuk mengeksplor medan saat kini bukan medan masa lalu. Inilah yang dikenal dengan istilah here-and-now. Terapis Gestalt tidak melihat keadaan masa lalu yang menyebabkan klien berperilaku seperti sekarang, melainkan memahami bahwa ada pengalaman masa lalu klien yang mungkin terulang lagi saat ini dan di sini

7. 1964 - VIRGINIA SATIR



Kontribusi : Family Therapy

Keluarga adalah fungsi penting bagi keperluan komunikasi dan kesehatan mental. Masalah terjadi jika self-esteem yang dibentuk oleh keluarga itu sangat rendah dan komunikasi yang terjadi di keluarga itu juga tidak baik. Satir mengemukakan pandangannya ini berangkat dari asumsi bahwa anggota keluarga menjadi bermasalah jika tidak mampu melihat dan mendengarkan keseluruhan yang dikomunikasikan anggota keluarga yang lain.

No comments:

Post a Comment